fenomena "gegara"?

8:16:00 PM

Oye!


Kali ini postingan gw agak mikir. At least, bikin gw mikir.

Yang pada punya kehidupan di Twitter, pasti tau dong sama istilah selebtwit? Yang belom tau, selebtwit itu adalah sebuah sebutan untuk para buzzer yang ada di twitter. Well, gak buzzer juga sih. Selebtwit itu biasanya followernya banyak, yah minimal 5000an keatas lah. Berbanding terbalik sama jumlah tweetnya yang... 50.000an. Banyak bener emang. 

Yah, mereka punya kehidupan sendiri di dunia twitter. Tweet2nya biasanya menarik, baik dari segi content, maupun dari segi gaya bahasa. Kategorinya sih macem-macem yah. Ada yang percintaan (jomblo abadi, susah move on, apalagi lah), sampe plesetan-plesetan random dan cuplikan kehidupan sehari-hari.

Menarik sih, dibanding seleb beneran yang suka muncul di tv. Gw pun follow beberapa selebtwit yang menurut gw menarik dan ehm, ga terlalu flooding di timeline gw haha. Temen-temen gw pun pasti banyak yang follow para selebtwit itu. Tapi, beberapa temen gw kok makin kesini, makin menyelebtwitkan tweet mereka ya?

Maksud gw, si A yang biasanya ga pernah galau percintaan, eh lah sekarang tweet-tweetnya isinya curhat galau mulu. Si B yang di dunia nyata itu anaknya pendiem dan manis baik hati, lah di twitter aktif banget galaunya. Si C yang anaknya seru dan NORMAL di dunia nyata, di twitter berubah jadi I-can-be-a-rebel-and-skank-guys. Ciyus.

Dan mereka (very obvious) terpengaruh dari seleptwit. Gw ga menyalahkan sih, tapi lama-lama jadi kayak duh-kok-lu-pengen-banget-yak-kayaknya-jadi-seleptwit? Tapi ya namanya juga orang, bebas lah mau jadi apa aja. Ha. Ha.

Nah, akhir-akhir ini, gw nemuin fenomena yang menurut gw cukup apa-sih-deh-lu di dunia twitter. Tau dong sama kata "gara-gara"? Kenapa para seleptwit mengubahnya jadi kata...

"gegara"

?

Diikuti oleh teman-teman gw yang ngefollow mereka. Gw sampe bingung. Apa emang sekarang udah diubah? Apa bahasa Indonesia sekarang bebas dibuat oleh semua orang? Adapun kata "agensi" sekarang menjadi "ahensi". Awalnya untuk si "ahensi" ini, gw pikir bercandaan semata, dan gw pun pake untuk becanda. Tapi gw liat di akun seleptwit yang serius (bukan yang becanda), kok ya ada juga kata ini? Apa iya sekarang jadi "ahensi"? Gw pun nyari di KBBI Online, dan menemukan ini

tuh, gara-gara ada artinya

GEGARA?


 TUH KAN! Untuk kata "agensi" dan "ahensi", dua-duanya gw ga nemuin di KBBI. Hahaha. Ternyata dua-duanya bukan bahasa Inggris yang sudah diIndonesiakan. Yang kocak, gw pernah nemu sebuah tweet yang isinya protes tentang penggunaan bahasa Inggris di tweet dia. Intinya "emang gue gak nasionalis kalo gue ngetweet pake bahasa Inggris?". Oke itu masih bisa diterima. Yang gw bingung, abis itu ada pembahasan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kemudian gw menemukan kata "sofistikasi". What the hell is that?!!!

Sophistication, meureun?


Gw pun cari lagi di KBBI, dan ya udah ketebak emang gak ada jawabannya :p

sofistikasi? wth.


Inti dari post ini, gak ada. Cuma kebingungan gw sama fenomena, influencer, dan bahasa Indonesia. Terimakasih dan salam sofistikasi

:))

You Might Also Like

5 komens

  1. Untuk kata "gara-gara" yang menjadi "gegara" sebenarnya itu tidak salah. Sama seperti "laki-laki" menjadi "lelaki"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah oh ya? Jadi sebenarnya ngga apa2? Soalnya di buku EYD nggak ada hehehe :))

      Delete
    2. Gegara mah kosa kata yg dari jaman bahela ude ade guys.. Tapi mungkin buat mereka mereka yg tinggal Di ibu kota Dan lingkungannya betawi. Soalnya ane nih bergaul ma betawi Dan emang kalo kite ngomong gara gara yah gegara.contoh nya nih ye..
      "gw apes gegara loe telat dateng nye" jadi... Itu adalah slang / bahasa betawi?. Hope this helpful :)

      Delete
  2. Gegara dan tetiba merupakan bentuk yang tidak menyalahi aturan bahasa Indonesia karena gegara dan tetiba merupakan reduplikasi dwipurwa. Contoh lain reduplikasi dwipurwa adalah lelaki, dan tetamu. Bentuk tersebut berasal dari bentuk laki-laki dan tamu-tamu. Ada pula contoh lain reduplikasi dwipurwa yang menggunakan afiks (imbuhan), misalnya bentuk pepohonan dan bebatuan yang berasal dari pohon-pohon dan batu-batu.

    ReplyDelete
  3. Guna mengatasi pembatasan jumlah karakter di Twitter, berbagai upaya penghematan dilakukan oleh para penutur bahasa Indonesia di sana. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyingkat kata ulang, misalnya "tiba-tiba" menjadi "tetiba" dan "gara-gara" menjadi "gegara".

    Hal ini mungkin dilakukan para penutur dengan mengikuti pola pembentukan kata yang diterapkan pada kata "lelaki" (dari "laki-laki") dan "tetamu" (dari "tamu-tamu"). Namun, benarkah analogi ini?

    Dalam tata bahasa kita, pembentukan kata seperti ini disebut "dwipurwa", yakni pengulangan sebagian atau seluruh suku awal sebuah kata. Menurut buku Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (Kridalaksana, 2007), dwipurwa selalu menghasilkan nomina (kata benda) dengan makna sebagai berikut:

    Jamak: nomina > nomina. Contoh: daun > dedaunan; pohon > pepohonan.
    Makna tidak berubah: nomina > nomina. Contoh: laki > lelaki; tamu > tetamu.
    Yang dianggap: adjektiva (kata sifat) > nomina. Contoh: luhur > leluhur; tua > tetua.
    Sekarang, mari kita lihat "tetiba" dan "gegara". Kata "tiba" adalah verba (kata kerja), sedangkan "tiba-tiba" adalah adverbia (kata keterangan). Kata "gara" di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dirujuk kepada kata "gahara" (nomina), sedangkan "gara-gara" dapat berperan sebagai nomina (misalnya, "Kamu mencari gara-gara?") atau konjungsi (misalnya, "Saya terlambat gara-gara hujan").

    Pola verba > adverbia pada "tetiba" dan nomina > konjungsi pada "gegara" belum memiliki preseden dalam bahasa Indonesia. Pola yang memiliki preseden adalah nomina > nomina tanpa perubahan arti pada "gegara". Namun, kata "gara" yang berdiri sendiri tidak bermakna apa pun.

    Oleh sebab itu, "tetiba" dan "gegara" bukanlah bentukan yang sahih dalam bahasa kita saat ini. Walaupun begitu, sesuai dengan sifat bahasa yang dinamis, tidak tertutup kemungkinan bentukan semacam ini akan diterima di kemudian hari.

    (sumber: beritagar.co.id)

    ReplyDelete

Subscribe