When A Non Chef Joined Salon Culinaire 2018

11:04:00 PM

.
#balivacaywork is back!

Kali ini kedatangan gw ke Bali bukan buat training lagi. Tapi buat ikutannnn...

SALON CULINAIRE 2018!

TADA TADA TADAAA!

Apaan tuh? Jadi Salon Culinaire ini adalah salah satu acaranya FHT (Food Hotel Tourism) yang diselenggarakan tiap dua tahun sekali di Jakarta, Bali, dan Singapura. Dalam FHT ini ada pameran mengenai dunia tata boga, hotel, dan pariwisata, sekaligus ada lomba yang bernama Salon Culinaire ini. Bahasa gw belibet ya. Di Salon Culinaire, ada beragam kategori yang biasanya diikuti sama chef atau anak sekolah tata boga (dan sejenisnya). Misalnya kayak Pasta, Poultry, Meat, Fish, Asian Cooking, Sushi, Desserts, 3 Whole Cakes, Molecular Gastronomy, Dress the Cake, Young Chef, Ice Carving, Fruit Carving, Set Table, sampe ke Wine. Banyak banget dan yang ikut, ada kali 500 chefs. Tepok tangaaaan!







wedding cake!



Nah, tahun 2018 ini FHT diadain di Bali, tepatnya Nusa Dua Convention Center (BNDCC) awal Maret kemarin. Acaranya ada tiga hari dan semuanya padats. Gw ikut yang Dress The Cake di hari terakhir. Kok bisa gw yang bukan chef ini ikutan acaranya para chef? Asal mulanya gini...

Pas gw selesai training tahun 2016 lalu di Bapak Bakery Bali, gw diminta sama sang empunya buat ikutan Salon Culinaire dua tahun lagi di Bali. Jadi sebenernya pas gw ngirim portfolio kue-kue gw sebelum training (yoi, masuk situ gw pake portfolio kue fondant gw yang mana ngga diproduksi juga di sana hahaha), gw udah di-plot untuk ikutan Salon Culinaire. Gw pun ikutan lomba itu dibawah nama Bapak Bakery. Jadi pas daftar, gw berasal dari Bapak Bakery Bali hahahaa.

Tahun ini, gw ikutan Dress The Cake dengan tema Tea Party Picnic with Totoro and Friends. Kenapa Totoro? Karena temanya cartoon character dan gw bingung karakter apaan yang bisa dibikin dalam waktu dua jam doang. Dua jam sudah termasuk bikin printilannya lho. Jadilah Totoro aja yang ginuk-ginuk itu.

Di rumah dua hari sebelum pergi, gw latihan di rumah dengan konsep yang belom kuat dan Totoro yang kayak lagi diet keto.

jele baaat 

Gw pun terbang ke Bali seminggu sebelum acara buat technical meeting di sebuah hotel. Selama seminggu, gw latihan ngedekor kue di kitchen pastry-nya Bapak Bakery dan rumah om gw. You know what, badan dan otak gw rontok karena diburu waktu. Yaiyalah dikasih waktu cuma sedikit dan gw mesti mewarnai fondant, mengecat, rolling, membentuk, perhatiin detail, bersihin meja, dan lain-lain. Aslinya gw akan selesai dalam waktu 6 jam karena gw suka ketenangan kalo bikin detail begini. Zen banget lah. Lha ini dua jam doang sakit perut gw.

tempat technical meeting
Pas di Bali, kayaknya ada dua atau tiga kali gw trial and error. Banyakan errornya. Pas di kitchen, gw lama ngerjain karena diajak ngobrol sama orang-orang di sana. Di rumah om, gw udah mulai damai karena ngga ada yang ngajak ngobrol. Paling cuma panas doang karena nggak di ruangan AC.

hasil ngerjain di kitchen dan ini di meja sang empunya

Sebelom lomba, gw dan Nadhira, sodara w, pergi ke sana buat cek ombak. Cek ombak alias mampir ke booth-booth FHT buat tester makanan dan minuman. WAHPARAH ITU! Lebih dari 20 makanan gw makan kayaknya. Mulai dari beberapa brand yogurt, minuman coklat, tempura, roti, cakwe, cheese cake, segala saos-saosan, sampe ke coklat mahal seharga jutaan satu kilonya. Ntaps.

Di hari H, gw pun lomba. Dengan nahan sakit perut karena dapet hari pertama, gw pun mengawali langkah ke dalam BNDCC. Nervous. Mules. Mau pulang ke Depok tapi too cemen. Lalu pada jam yang ditetapkan, para peserta briefing dengan juri. DISITU GUA BARU SADAR KALO PESERTANYA GA CUMA INDONESIA, TAPI ADA NEGARA LAEN JUGA DAN BENERAN CUMA GUA YANG NGGAK SEKOLAH TATA BOGA ATAU SEORANG CHEF!

Ambo hayang pingsan. Namun gw inget, Thor pas berantem sama Hella aja bisa bangun lagi, masa gw nyerah. Akhirnya gw menjalani lomba dengan percaya diri mules. Berikut beberapa foto yang mungkin bisa menggambarkan bagaimana mulesnya gw. Anak lulusan advertising, nggak pernah ikutan sekolah masak atau kursus dekor kue, kok ya nekat mengiyakan mewakili sebuah bakery di luar pulau Jawa. Udah gila.

sebelom mulai bersama Dhira dan Tante Esti. The best cake team!

pabalatak

mules

Intinya aja, gw bersaing dengan 15 peserta lain. Lucu-lucu sih. Semua karya dinilai detail sama juri yang berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Baik dari segi rasa, bentuk, ide, tingkat kesulitan, dan lain-lain. Ada beberapa komentar mereka untuk kue gw, tapi udah lupa semua hahaha. Pokoknya banyak masukan bagus dan unik yang mereka kasih. Out of the box banget.






Pas pengumuman pemenang, gw tidak menang. Kenapa? Ya meneketehe hahaha. Gw sih, sejujurnya nih ya, nggak berharap menang loh. Ini nggak pereus, beneran. Gw berdoa bukan biar menang, tapi berharap supaya pas kerja bisa menikmati setiap detailnya dengan baik. Menang itu bonus. Asal gw menikmati pembuatan karya dan mencintai hasilnya. Alhamdulillah terkabul. Meski buru-buru, tapi gw jadi tau bahwa gw bisa kerja kayak gini underpressure. Biasanya kerjaan pas di agency yang underpressure gw bisa lewatin, ternyata di kue yang ini juga bisa. Cuma ya ga enak aja sih haha. Gw juga jadi tau bahwa konsep matang itu penting banget supaya waktu produksi efisien. Paling penting, apapun hasilnya, gw belajar menghargai diri sendiri. Menghargai waktu dan bagaimana gw memproduksi. Dengan gw menghargai hasil karya sendiri, orang lain pun akan mengapresiasi dan menghargai juga.

So, meski banyak sekali kecacatan di kue ini dan berbagai kritikan ina inu, I still love my work & my HARD work. Karena sejelek apapun karya gw di mata banyak orang, setidaknya gw TELAH menghasilkan dibanding TIDAK menghasilkan sama sekali :)

Hari itu pun ditutup dengan nyomot tester wagyu steak di pameran. Alhamdulillah. Kemudian besoknya gw anemia karena terlalu capek plus lagi dapet.

Sekian.

You Might Also Like

0 komens

Subscribe